"Bun, semutnya banyak!!" Lula menjerit.
"Gak papa, Nak! Cuma semut aja kok heboh!" Aku tertawa.
"Semut itu hebat loh, tuh liat pasukan semut yang akur dan kompak banget. Itu mereka saling tolong-menolong. Selalu salaman kalau ketemu sesama semut." Aku menjelaskan.
Aku ingat, saat editing salah satu naskah buku genre anak yang diterbitkan Pejuang Literasi, ada cerita tentang pasukan semut. Aku raih dari rak buku dan mulai bercerita pada Lula, bungsuku.
"Mau denger Bunda bacain cerita tentang semut?"
"Mauuuu!" jawabnya cepat.
"Oke, sini!"
***
PETUALANGAN
PASUKAN SEMUT
Oleh :
Ayunaidawita
Semut-semut kecil
Saya mau tanya
Apakah kamu didalam tanah
Tidak takut cacing
Pagi yang cerah, matahari
bersinar amat terik. Tak terasa hari liburan yang sangat ditunggu-tunggu telah
tiba. Kami warga hutan rimba Sumatera merencanakan untuk liburan ke Pulau
Mandeh, pulau yang sangat indah yang tidak kalah indahnya kalau dibandingkan
dengan pulau-pulau yang ada di Bali. Kami membayangkan alangkah asyiknya
bermain-main pasir dipantai, berenang ditengah tengah ombak yang membawa dan
menghempaskan kita kembali kepantai.
Semua warga Hutan Rimba
sangat bahagia, mereka telah bersiap-siap untuk naik keatas mobil. Bekal
diperjalanan sudah mereka persiapkan sejak semalam. Mulai dari makanan yang enak-enak, pakaian untuk
berenang, handuk bahkan kaca mata untuk berenang.
Semua warga satu persatu
sudah mulai menaiki mobil, mereka naik sambil bernyanyi-nyanyi kecil. Mereka
mulai berebutan untuk mendapatkan tempat duduk yang mereka inginkan. Hanya saja
ada pasukan semut yang tidak mau berebutan, mereka sepertinya kurang menyukai
liburan yang telah direncanakan oleh warga Hutan Rimba.
Diam-diam pasukan semut
keluar dari kerumunan binatang, dia merasa iri dengan binatang lain. Kalau saja
tubuhnya tidak kecil dan jalannya cepat, alangkah bahagianya dia bermain-main
di pantai.
“Huh, gara-gara tubuhku yang
kecil ini aku jadi tak bisa menikmati liburan di pantai. Aku tidak bisa
berenang, kalau ombak datang aku pasti hanyut dibawa oleh ombak.”
“Tiba-tiba terdengar suara
ajakan, ayo kita ikut, Nak! Aku tahu suatu tempat yang dapat mengajakmu untuk
menikmati liburan”.
Mendengar ajakan tadi pasukan
semut kembali bersemangat untuk pergi, dengan bernyanyi-nyayi kecil mereka
mengangkat semua barang-barang keperluan keatas mobil. Mereka sedang
membayangkan kemana kira-kira kita akan
dibawa liburannya.
Sepanjang perjalanan warga
Hutan Rimba sangatlah bahagia, pemandangan yang begitu indah mereka
lewati.Mereka juga melewati desa terindah didunia,desa yang paling dibanggakan
oleh warga Sumatera Barat khususnya Kabupaten Tanah Datar. Mereka menghabiskan
waktu sepanjang perjalanan dengan berkaroeke dan bermain tebak-tebakkan.
Perjalanan ini memang cukup
melelahkan, setelah naik mobil selama kurang lebih empat jam kemudian naik
speed boat selama setengah jam, karena kami berangkat sudah kesiangan maka
sampai dilokasi hari sudah sore. Sampai dilokasi semua warga berebutan mencari
kamar tempat istirahat walaupun sebenarnya sudah diatur oleh kepala rombongan.
Setelah kami semua istirahat,
mandi semua kami segera menuju tempat
yang telah disediakan oleh panitia, disana panitia rombongan sudah
mempersiapkan acara pesta pada malam itu.
“Asyik pasti disana banyak makanan! Aku bisa
makan sepuasnya! Sorak Ketty sianak kucing. Aku juga bisa makan biji-bijian
kan? Oh ya, bagi para ulat kalian tenang saja, aku tak akan memakan kalian kok!
Pekik Ckacky si ayam jago”.
Belalang asyik memainkan
biola kesayangan sambil bernyanyi dan menari. Rere sang semut juga tidak mau
ketinggalan, Rere menari sangatlah lincah dan badannya yang langsing,
mungilmeliuk-liuk lemah gemulai sepeti mau patah.
“Ayolah teman-teman marilah
kita nikmati liburan ini. Mari kita bernyanyi dan menari, kita habiskan malam
ini dengan penuh kegembiraan” ungkap Rere sang semut.
Mendengar ajakan dari
temannya kupu-kupu tak mau ketinggalan. Tariannya semakin indah memukau semua
warga hutan rimba yang sedang menikmati liburan.Heli si anjing hutan, mencoba
untuk menirukan tarian kupu-kupu dan semut namun tidak bisa.
“Kenapa aku tidak bisa
seperti kupu-kupu, padahal aku cantik menurut teman-teman.
Percuma aku cantik kalau aku tidak bisa menari”
ujarHeli dengan sedih.
“Tak usah sedih teman, Kita
kan kesini untuk bersenang-senang, kalaupun kamu tidak bisa menari pasti kamu
bisa bernyanyi. Mari kita nikmati malam ini sepuas-puasnya,nanti kalau sudah
mulai sekolah kita tidak bisa lagi kesini” ujar Rere.
Akhirnya semua warga hutan
rimba yang ikut berliburan kekawasan Mandeh dapat menikmati malam yang sangat
menyenangkan.
Keesokkan harinya, mereka
semua warga Hutan Rimba menuju kepantai,semua binatang sudah tak sabar karena
pantai yang sudah memanggil-manggil. Merekapun segera meluncur kepantai,
menyentuh dan bersalaman dengan air laut.
Semua warga Hutan Rimba
kecuali Rere dan pasukan semut,sudah siap untuk berbasah-basahan bermain air
laut. Pantai yang ada dikawasan Mandeh ini memang begitu cantik, airnya bersih,
pantainya landai, pasirnya putih halus, ombaknya kecil, sehingga mereka bisa
bermain-main dibibir pantai tanpa harus takut terbawa arus ombak.
Rere dan pasukan semut, hanya
bisa memandang teman-temanya yang sedang bergembira. Mereka takut terseret oleh
ombak, badannya yang kecil itu tidak akan bisa melawan arus ombak. Mereka sedih
tidak bisa ikut bermain air.
Seekor rusa yang biasa mereka
panggil paman Rubby melihat kesedihan yang dirasakan oleh semut, dia mengajak
semua semut agar dapat mengikutinya. Mereka mengikuti paman Rubby, mereka tidak
tahu kemana mereka akan dibawa oleh paman Rubby.
“Ayo teman-teman ikuti aku,
aku akan mengajakmu kesuatu tempat yang
bagus dan menyenangkan” ajak Paman Rubby.
“Kita kemana paman?” tanya
Rere.
Paman Rubby tidak menjawab
pertanyaan Rere. Akhirnya sampailah mereka disuatu tempat.
“Paman ini tempat apa?”Rere
kembali bertanya.
“Nah kita akan berjalan
diperbukitan ini, kita menuju ke atas.Apakah Kalian mau ikut?” kata paman
Rubby.
“Tapi paman, apakah kami akan
sanggup keatas sana? Badan kami kecil tentu banyak halangan-halangan yang harus
kami lewati” jawab Rere mewakili pasukan semut.
Mulailah mereka berjalan
bersama-sama. Tanpa terasa mereka sudah sampai dipertengahan perjalanan. Mereka
pun beristirahat, ternyata persediaan air minum mereka sudah habis.
”Paman rubby, air minum kita
habis sedangkan perjalanan kita masih jauh, tanya Rere.”
“Nanti kita cari sumber mata
air, kata paman Rubby.”
“Rere sudah merasa tak kuat
lagi Paman, aku nggak sangggup lagi berjalan, kakiku sakit sekali.”
Semut yang lain merasa
kasihan sekali melihat Rere, nafasnya sesak.Mereka menolong Rere dengan
berganti-gantian memapah Rere.
Jalan yang mereka lewati ternyata
semakin terjal, satu persatu semut merasa tidak kuat lagi, mereka saling
berpegangan tangan untuk menaiki bukit
itu. Semut yang masih kuat menggendong sebahagian temannya yang sudah lemah. Mereka saling
membantu agar mereka sampai ke tujuan. Sebagian semut mencari air minum untuk teman-temannya.
Perjalanan yang sangat
melelahkan, akhirnya pasukan semut sampai juga ke puncak bukit Mandeh. Rere
yang tadinya lemas, setelah sampai diatas bukit bersorak kegirangan.
”Teman-teman kesinilah,
lihatlah kebawah, pemandangan yang sangat indah sekali,jalan yang berliku-liku,
laut yang terbentang luas. Tidak sia-sia kita melakukan perjalanan yang sangat
melelahkan.”
Teman-teman Rere semua
terkejut dan melihat kebawah.
“Rere, kita bisa juga melihat
teman-teman kita yang sedang bermain dipantai. Wow...indahnya ,
Subhanallah..alangkah indahnya ciptaan MuYa Allah.”
Paman Rubby, Rere dan
teman-temannya mengabadikan pemandangan yang indah itu,walaupun mereka bersusah
payah untuk naik kebukit , tapi setelah sampai diatas bukit hilanglah semua
rasa lelah mereka.
“Rere..kamu tidak sedih lagi
kan? Walaupun kamu badannya kecil dan tidak bisa berenang, tapi kamu mampu
untuk naik bukit, berarti kamu memliki kelebihan. Paman bangga dengan kalian,
kalian sangat kompak sekali. Kalian berusaha sampai kepuncak bukit dan menolong
teman-teman kalian yang tidak sanggup lagi untuk berjalan. Dan kalian berusaha
mencari air minum untuk teman kalian
yang sedang kehausan”. Ungkap Paman Rubby.
Setelah puas mereka menikmati
pemandangan dan bermain-main dipuncak bukit Mandeh, tak terasa perut mereka
sudah lapar. Semua warga semut dan Paman Rubbyberlari-lari menuju rumah makan.
Pasukan semut tidak sedih lagi karena liburan mereka juga lebih asyik,walaupun
mereka tidak bisa bermain dipantai,tetapi mereka bisa melihat pantai dari
pemandangan bukit Mandeh.
“Hai teman-teman, hari ini
semuanya senangkan? Nah, Sore ini kita akan
pulang. Semuanya harus bersiap-siap, sebentar lagi mobil kita akan
datang menjemput. Jangan sampai ada yang ketinggalan ya, sapa ketua rombongan”.
Pasukan semut sangatlah
bahagia sekali, mereka menikmati liburan dengan perjuangan yang sangat
melelahkan tetapi merupakan liburan yang paling mengesankan bagi mereka. Mereka
sangat bersyukur dengan liburan dapat mempererat tali silaturrami diantara
warga hutan rimba.
Pesan
moral :
Dari cerita tadi dapat kita
ambil manfaatnya yaitu :
Semut memiliki sikap tolong menolong yang
sangat tinggi, sikapini harus kita kembangkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tolong menolong adalah merupakan kegiatan membantu dikarenakan rasa simpati
atau peduli terhadap orang lain baik berupa dalam bentuk benda, nasihat maupun
tenaga.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat dan mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.
Salam kenal,
Hessa Kartika