"Bun, ceritain lagi!" Lula, si bungsuku dengan wajah memelas, mendekati dan menyerahkan sebuah buku padaku.
"Oke, cantik! Sini!" Aku meraih dan memangkunya.
"Ini cerita yang dibuat temen Bunda loh, Nak. Tante Nafie namanya." Aku menjelaskan sebelum mulai membacakan cerita.
PETA
LIBURAN TUPPY
Oleh:
Rohmatun Nafi’ah
“Hore
… besok libur panjang ….”
Hari
yang ditunggu-tunggu Tuppy pun datang.
Ya … dia menunggu liburan sekolah.
Tuppy
pun berlari kegirangan menghampiri Ayah dan Ibunya. Tuppy sudah tidak sabar
ingin segera pergi berlibur bersama keluarga.
“Tapi
nak … maaf ternyata uang Ibu tidak cukup untuk pergi berlibur.” Sebenarnya Ibu
tak tega melihat Tuppy kecewa.
“Bagaimana
kalau liburannya kita ganti dengan pesta kebun saja?” bujuk Ayah kepada Tuppy.
“Ah
… pokoknya aku tidak mau. Rencananya kan kita akan pergi liburan keliling kota…
hu ... hu …” sambil menangis Tuppy pun pergi.
Tuppy
berlari keluar rumah, dia berdiri di dekat pohon kelapa. Dia merasa sedih dan kecewa
karena rencana liburan keliling kota yang sudah diidam-idamkan gagal.
***
“Hai
Tuppy, ada gerangan apa yang membuatmu menangis sampai terisak-isak seperti
itu?” Momo pun mulai menghampiri Tuppy.
“Aku
sedih, karena Ayah dan Ibuku tidak menepati janji untuk liburan keliling kota,
seperti yang telah mereka janjikan kepadaku. Hu … hu … hu …”
“Tuppy,
Ayah dan Ibumu pasti punya alasan yang tepat kenapa tidak jadi liburan keliling
kota, tolong berpikirlah yang jernih, itu mungkin yang terbaik untuk saat ini.”
Momo mencoba menenangkan Tuppy.
“Kamu
benar Momo, mereka sedang tidak punya uang.” Tuppy pun menyadari keadaan ayah
dan Ibunya.
***
Tuppy
memandang keluar jendela dengan wajah muram. Liburan tahun ini akan menjadi
liburan paling membosankan bagi Tuppy. Betapa tidak, ia memiliki waktu liburan
sekolah selama dua minggu. Tetapi tidak ada agenda liburan ke mana pun.
“Hai,
sudah cukup melamunnya.” Ibu membuyarkan lamunan Tuppy.
“Ibu
… aku bosan sekali. Liburan sekolah masih panjang dan aku tidak punya kegiatan
apapun untuk mengisi liburan. Teman-temanku pasti sudah pada berlibur bersama
keluarganya.” Keluh Tuppy.
Ibu
sibuk menghidangkan makanan di atas meja. Terlihat ada buah pepaya hasil panen
di kebun belakang kesukaan Tuppy, dan es kelapa muda tampak begitu segar. Ibu
pun memanggil Tuppy untuk makan bersama.
“Tuppy,
biasanya kamu lahap kalau ada buah pepaya, kamu masih marah sama Ayah dan Ibu,
nak?” tanya Ibu.
“Tuppy
masih kenyang, lagi malas makan.” Sepertinya Tuppy masih sedih.
Tiba-tiba
Ayah Tuppy datang membawa kabar gembira. Ayah pun menghampiri Tuppy, dengan
memberikan selembar kertas coklat.
“Lihat
Tuppy, coba tebak apa ini…” kata Ayah.
“Wow
… Peta Liburan …!” Tuppy melompat kegirangan.
Ayah
membuat Peta Liburan keliling hutan, untuk menebus kekecewaan Tuppy. Pada Peta
Liburan tersebut sudah ada denah lokasi wisata yang akan di kunjungi. Perlengkapan
yang dibutuhkan selama liburan pun mulai disiapkan Ibu.
“Semoga
Tuppy senang dengan rencana Ayah ya Bu .…”
Ucap Ayah pada Ibu.
“Tenang Ayah, Tuppy pasti
menikmati liburan kali ini. Ibu akan menyiapkan bekal untuk di bawa nanti,
supaya lebih hemat.” Ibu pun bergegas ke dapur.
***
Suatu pagi yang cerah.
Matahari mulai menyinari seluruh permukaan bumi. Tuppy menghirup udara segar
pagi hari melalui lubang hidungnya, sungguh nikmat sekali udara pagi hari ini. Tuppy
menikmati dari jendela kamarnya. Tidak lama kemudian, Ibu memanggil Tuppy untuk
segera bergegas keluar.
“Ayo Tuppy keluarlah, kita siap-siap berangkat.”
Teriak Ibu dari luar.
“Oke Bu, Tuppy segera keluar
…” Tuppy memakai tas ranselnya tak lupa membawa selembar kertas Peta Liburannya.
Tuppy akhirnya berlibur
juga bersama keluarga. Mereka akan menyusuri hutan pinus, di sebelah hutan
terdapat danau dengan pemandangan indah. Pasti menyenangkan.
“Ayo Ayah, kita
bersenang-senang.” Tuppy meloncat dengan sangat gembira dari satu pohon pinus ke
pohon pinus yang lainnya.
Tuppy bermain lempar
bola dengan Ayahnya. Tuppy melempar bola tersebut ke pohon pinus hingga
memantul kembali ke arahnya. Ayah pun mencoba menangkapnya, namun tidak
berhasil. Ibu merasa senang melihat Tuppy ceria kembali.
Mereka pun melanjutkan
perjalanan menyusuri hutan pinus sesuai petunjuk peta. Di tengah perjalanan
ternyata ada sebuah danau yang harus mereka lewati.
“Awas Tuppy, ada buaya
…” teriak ayah seketika menghentikan langkah Tuppy.
Tuppy yang tadinya
berani, menjadi ketakutan melihat buaya di pinggir danau. Sepertinya dia lagi
tertidur. Warnanya hijau hampir menyerupai warna danau.
“Hai Tuppy, sedang apa
kamu di sini?” Momo tiba-tiba datang dari balik pohon dengan memegang pisang.
Ia kemudian menghampiri Tuppy dan keluarganya.
“Momo … aku sedang
liburan bersama keluargaku, namun saat mau menyebrang danau ada seekor buaya.
Aku takut …” Tuppy merasa ketakutan.
“Oh, itu temanku si
Crocy dia buaya yang baik. Katakan saja kalau mau menyebrang, dia pasti akan
membantumu.” Tuppy kemudian menghampiri Crocy untuk meminta bantuan.
“Hai Tuppy, naiklah
kepunggungku. Aku akan membantumu naik perahu menyebrang danau.” Crocy pun
memberikan bantuan kepada Tuppy dan keluarganya.
“Selamat
bersenang-senang ya Tuppy.” Teriak Momo dan Crocy.
“Terima kasih
teman-teman.” Tuppy merasa bersyukur mempunyai teman-teman yang baik hati.
***
Sesampainya di daratan,
Tuppy merasa lapar. Ibu mulai mengeluarkan bekal yang dibawa. Mereka makan
siang bersama sambil menikmati indahnya pemandangan di sekitar danau. Tuppy
lahap sekali menyantap bekal makanan dari Ibu. Kacang pun habis dimakannya.
“Wah liburan kali ini
seru sekali … Tuppy senang. Terima kasih Ayah sudah mengajak berlibur.”
Kebahagiaan Tuppy terpancar dari senyum di wajahnya.
Hari sudah semakin
sore. Mereka pun bergegas kembali menuju rumah. Tuppy akhirnya sadar. Ternyata
liburan tidak perlu ke suatu tempat yang mahal, yang terpenting adalah
kebersamaan bersama keluarga tercinta. Ayah dan Ibu Tuppy selalu mengajarinya
untuk selalu bersyukur kepada Tuhan.
***
#sumber cerita : Buku Antologi Cerita Anak "Fabel Liburan Sekolah" - Pejuang Literasi, 2019.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat dan mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.
Salam kenal,
Hessa Kartika