PENA DAN
BIBI HANA
Oleh:
Prihantini
“Assalamualaikum ...., Bibi Hana, Bi
.... bukain pintu.”
Suara Pena memecah keheningan dini
hari itu. Waktu menunjukkan pukul 03.30. Pena dan Ayah Novo baru saja sampai di
rumah Bibi Hana. Kedatangan mereka tidak diketahui oleh Bibi Hana dan juga oleh
Bilo dan Dilo. Bibi Hana adalah adik dari Ayah Novo. Bibi Hana memiliki dua
anak laki-laki bernama Dilo dan Bilo. Ayah Novo memiliki dua anak perempuan
yaitu Pena dan Kena. Ayah Novo tinggal jauh dari Bibi Hana, namun silaturahmi
kedua kakak beradik ini masih terjalin sangat baik. Hubungan baik juga
dilanjutkan oleh anak-anak mereka, Pena, Kena, Dilo, dan Bilo. Jarak yang
memisahkan karena beda kota pun tidak menjadi masalah.
Liburan sekolah telah datang, dan
sudah seperti biasa, Kena selalu minta untuk bisa liburan ke rumah Bibi Hana.
Suara salam yang dikenal itu membangunkan Bibi Hana yang tengah terlelap tidur
bersama Dilo dan Bilo.
“Walaikumsalam”, jawab Bibi Hana.
Mata yang belum sempurna membuka
itu, secara perlahan melihat bayangan. Sosok yang tak asing ada di luar pagar
rumah Bibi Hana.
“Oh ... Kakak Novo dan Pena,
sebentar ya Bibi bukain pintu.
“Iya Bi, ini Pena dan Ayah Novo.”
Jawab Pena.
Bibi Hana bergegas mencari kunci
pagar pintu. Bibi Hana merasa senang dengan kedatangan Pena dan tentunya Ayah
Novi yang tak lain adalah Kakak kandungnya. Bibi Hana mempersilahkan Pena dan
Ayah Novo masuk ke rumah. Bibi Hana dengan sigap menyiapkan teh hangat untuk
mereka. Pena dan Ayah Novo tampak kelelahan menempuh perjalanan jauh. Bibi Hana
mempersilahkan mereka untuk beristirahat.
“Pena, diminum dulu teh hangatnya,
ayo Ayah Novo juga, nanti kalau masih ngantuk bobok dulu aja ya.” Kata Bibi
Hana.
“Iya Bi, tapi sebentar lagi Subuh
Bi.” Jawab Pena.
Ayah Novo pun perlahan meminum teh
hangat yang telah dihidangkan beserta roti kering yang tersedia di meja. Ayah
Novo dan Bibi Hana terlibat percakapan seperti layaknya kakak beradik yang
telah lama tidak bertemu. Sementara Pena tak sabar menunggu pagi dan bermain
bersama Dilo dan Bilo yang saat itu masih terlelap. Adzan Subuh pun
berkumandang, Pena bergegas sholat. Bibi Hana mempersilakan Pena untuk
beristirahat, namun Pena tetap tidak mau.
Tidak berselang lama, Bilo dan Dilo
pun terbangun. Mereka kaget karena ada kakak sepupunya, Pena.
“Lho...ada Kakak Pena.” Kata Bilo.
Dilo pun juga terbangun dan
tersenyum. Mereka bertiga tak perlu waktu untuk beradaptasi. Mereka bermain
untuk melepas rindu beberapa bulan tidak bertemu. Bibi Hana merasa senang
memandang anak dan keponakannya sangat rukun dan saling sayang.
***
Ayah Novo tidak bisa terlalu lama
dirumah Bibi Hana. Ayah Novo harus kembali bekerja dan juga mengawasi adiknya
Pena yaitu Kena. Ibunya Pena sedang menjalankan tugas mulia yaitu bertelur.
Keluarga Pena adalah keluarga Penyu Hijau. Penyu berkembang biak dengan
bertelur dan semua jenis Penyu sudah termasuk satwa langka yang dilindungi.
Oleh karena itu Ibu Pena harus berkonsentrasi penuh di masa bertelurnya. Di
Indonesia terdapat enam jenis Penyu, yaitu Penyu Hijau, Penyu Sisik, Penyu
Belimbing, Penyu Pipih, Penyu Tempayang, dan Penyu Lekang. Awal bulan Juli
merupakan waktu yang tepat untuk berkembang biak. Cara berkembang biak Penyu Hijau
adalah dengan bertelur. Penyu Hijau yang hidup di Indonesia biasanya bertelur
pada musim kemarau yaitu antara bulan Juli dan Oktober.
Penyu Hijau memiliki tempat favorit
untuk bertelur. Lokasi bertelur Penyu Hijau biasanya memiliki garis pantai yang
panjang, pasir yang putih dan disekitarnya ditumbuhi lamun. Tumbuhan lamun ini
biasanya tumbuh di perairan laut dangkal (kurang dari tiga meter) dan bisa
dianggap sebagai bagian dari ekosistem mangrove. Lamun memiliki fungsi sebagai
tempat berkembang biak ikan-kan kecil, sebagai penahan erosi, dan penyedia
makanan bagi makhluk hidup di laut.
***
Ayah Novo berpamitan pada Bibi Hana,
dan meminta tolong untuk menjaga Pena sementara selama liburan ini. Bibi Hana
tidak berkeberatan justru merasa senang.
“Hana, tolong jagain Pena ya, jangan
lupa dia ada PR selama liburan ini”.
Kata Ayah Novo saat berpamitan dan memberi
pesan kepada Bibi Hana. Pena merupakan anak yang pintar matematika terlebih
kemampuannya diasah dengan mengikuti kegiatan ekstra di luar jam sekolah yaitu
les Matematika.
“Iya Kak Novo, tenang saja.” Jawab Bibi Hana.
“Pena....Ayah pulang dulu ya, yang rukun sama
Adik Bilo dan Adik Dilo, dan jangan lupa ngerjain PR nya ya.” Pesan Ayah Novo
kepada Pena.
“Siap Yah, hati-hati ya Ayah.”.Jawab Pena.
Ayah Novo pun berangkat kembali ke kotanya.
Bibi Hana dan kedua anaknya pun bergegas menyusun rencana liburan bersama Pena.
Mereka berencana pergi ke taman bunga. Waktu yang dinanti tiba, Pena pergi ke
taman bunga bersama keluarga Bibi Hana. Keseruan dan kegembiraan terpancar di
wajah mereka.
Tidak berasa waktu liburan hampir berakhir.
Ayah Novo menelepon Pena untuk menentukan waktu penjemputan. Pena masih ingin
menghabiskan waktu liburan bersama Bibi Hana. Ayah Novo memberikan pengertian
kepada Pena. Waktu liburan yang sudah hampir habis, jika pulang di akhir waktu
liburan akan sangat rentan dengan kemacetan. Akhirnya Pena pun setuju untuk
dijemput lebih awal dari yang direncanakan.
***
Pena dijemput oleh keluarganya. Pena
pun segera berkemas dengan berat hati. Satu per satu barang dikemasi dengan
rapi. Semua barang dimasukkan di bagasi, dan Pena pun tak lama berpamitan
dengan Bibi Hana. Semua telah siap untuk berangkat, Pena telah masuk dalam
mobil. Tetiba saja Pena minta turun karena merasa ada barang yang tertinggal.
Dia berlari kembali ke rumah Bibi Hana. Dari kejauhan Bibi Hana melihat Pena.
“Ada apa Pena, kenapa lari-lari? Ada
barang yang tertinggal?” Tanya Bibi Hana.
“Iya Bi, Pena merasa ada yang
tertinggal.” Jawab Pena.
Bibi Hana tersenyum, dan memandang
Pena. Bibi Hana tahu bahwa sebenarnya Pena belum ingin pulang. Pena anak yang
baik, dia menuruti nasihat orang tua dan mengabaikan keinginannya. Bibi Hana
memeluk Pena.
“Pena, yang tertinggal ya Bibi Hana,
iya kan?” Bibi Hana menggoda Pena.
Pena tersenyum. “Ahhh Bibi Hana bisa
aja.”
Bibi Hana pun kembali mengantar Pena
ke mobil keluarganya yang telah menunggu di luar. Bibi Hana membesarkan hati
Pena. Dia sungguh anak yang baik. Pena tidak hanya pintar tapi dia berbakti dan
sayang kedua orang tuanya. Pena mampu meredam keinginannya sendiri demi
menghormati orang tuanya. Pena berpamitan sekali lagi kepada Bibi Hana.
“Pena pulang ya Bi,
Assalamualaikum.” Kata Pena.
“Walaikumsalam Pena, hati-hati ya.”
Balas Bibi Hana.
Pena pulang ke kotanya. Bibi Hana
kembali disibukkan dengan dua anak laki-lakinya. Bibi Hana bersyukur karena
sekalipun berjauahan dengan Pena namun kasih sayangnya begitu terasa. Seberapa
jauh jarak yang memisahkan saudara, tidak akan terasa. Kasih sayang tidak akan
lekang oleh jarak sejauh apapun.
***
Pesan Moral:
- Mematuhi perintah orang tua salah satu
bentuk bakti dan kasih sayang anak kepada orang tua
- Komunikasi dan diskusi antara orang tua
dan anak serta keluarga itu penting untuk mengurangi kesalahpahaman dan
menjaga silaturahmi
- Kasih sayang kakak beradik itu tidak
tergantikan sekalipun telah berkeluarga dan hidup berjauhan
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat dan mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.
Salam kenal,
Hessa Kartika