"Shah, ini diberesin!" Aksan dengan nada arogan memberikan instruksi pada adiknya.
Dengan cemberut, Shahia menuju mainan yang berserakan di lantai.
"Ini tu bukan Shahia yang mainan! Tapi Nayura!" Lalu dia berteriak ke arah adiknya. "Luuuuuuuulllll, beresin!!!!"
Aaaahhh, berantai teriakan-teriakan di dalam rumah, membuatku jengah.
Astaghfirulllah ... tarek napas panjang, menetralisir "sesuatu yang hendak memercik", akal sehat harus tetap menguasai diri... Bismillah ....
"Kak Aksan, Kak Shahia, Lula, sini semua, Bunda mau bicara." Dengan nada datar, dan kubuat sewajar mungkin aku memanggil ketiga anakku.
Astaghfirulllah ... tarek napas panjang, menetralisir "sesuatu yang hendak memercik", akal sehat harus tetap menguasai diri... Bismillah ....
"Kak Aksan, Kak Shahia, Lula, sini semua, Bunda mau bicara." Dengan nada datar, dan kubuat sewajar mungkin aku memanggil ketiga anakku.
Ketiganya berpandangan dengan wajah "semi takut".
"Bunda mau tanya, mulut yang mengeluarkan suara ini dari siapa? Kira-kira milik siapa?"
"Dari Allah, Bun," si sulung Aksan menjawab.
"Lalu, kalau dari Allah dan milik Allah juga, berarti kita ini cuma dititipin. Bener kan ya? Nah, kalau kakak dititipin barang harusnya dijaga kan? Menjaga mulut ya dengan menggunakannya berkata yang baik-baik dan dengan cara yang baik-baik. Kalau teriak-teriak, kira-kira baik ga?"
"Gak, Bun." Aksan menunduk lesu.
"Yuk, belajar menegur lebih ramah, dengan bahasa yang lebih lembut. Berhenti teriak-teriak. Kakak neriakin Shahia, Shahia neriakin Lula, Lula nangis. Ga ada habisnya. Bunda akhirnya juga bisa jadi ikutan jengkel dan bisa jaid juga nanti marah-marah. Betul kan? Ga enak kan?"
"Iya, Bun." Kini Shahia yang ganti bersuara.
"Nah, yuk mulai sekarang, biasakan berkata ramah. Kaya foto kita yang ini loh, semuanya senyum. Mulut kita ini miliknya Allah, kalau Allah ga suka karena kita ga menjaga dengan baik, mulutnya diambil gimana coba? Kita ga bisa bicara, ga bisa ngeluarin suara, ga bisa tertawa... Nauzubillah."
"Iya Bun, Kakak belajar lebih baik lagi."
"Yuk, maaf-maafan dulu." Aku mengakhiri ceramah hari ini.
****
#hari12
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.profesional
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat dan mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.
Salam kenal,
Hessa Kartika