Masih bicara tentang menstimulasi kecerdasan spiritual anak, eposide yang aku pilih hari ini adalah tentang "Tanggung Jawab". Tanggung jawab adalah perbuatan dimana seseorang berani menanggung apa yang telah diucapkan dan dilakukan. Sikap tanggung jawab tentunya sangat penting bagi kehidupan di dunia, baik dalam hal beribadah ataupun hubungan sosial. Tanpa adanya rasa tanggung jawab maka sudah pasti kehidupan akan berantakan.
Islam sendiri juga mengajarkan kita untuk mengutamakan sikap tanggung jawab. Hal ini terbukti dari banyaknya ayat-ayat Al-Quran yang membahas konsep tanggung jawab. Sebagai seorang khalifah di bumi, apa yang dilakukan tidak boleh hanya untuk kepentingan diri pribadi dan tidak hanya bertanggung jawab pada diri sendiri saja. Pertanggungjawaban kita kelak mencakup :
- Pertanggung jawaban pada diri sendiri.
- Pertanggung jawaban pada masyarakat.
- PPertanggung jawaban pada Allah.
Dalam sejarah ulama salaf, diriwayatkan bahwa khalifah rasyidin ke V, Umar bin Abdil Aziz dalam suatu shalat tahajjudnya membaca ayat 22-24 dari surat ash-shoffat
احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ(22)
مِنْ دُونِ اللَّهِ فَاهْدُوهُمْ إِلَى صِرَاطِ الْجَحِيمِ(23)
وَقِفُوهُمْ إِنَّهُمْ مَسْئُولُونَ(24)
yang artinya : "(Kepada para malaikat diperintahkan) “Kumpulkanlah orang-orang yang dzalim beserta teman sejawat merekadan sembah-sembahan yangselalu mereka sembah, selain Allah: maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka. Dan tahanlah mereka di tempat perhentian karena mereka sesungguhnya mereka akan ditanya (dimintai pertanggungjawaban)."
Dalam surat Al Mudatstsir ayat 38 juga Allah berfirman,
كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ(38)
Artinya: “Tiap-tiap diri bertanggungjawab atas apa yang telah diperbuatnya.”
Betapa penting menanamkan rasa tanggung jawab dalam kaitannya dengan menstimulai kecerdasan spiritual. Namun, rasa tanggung jawab tentunya tidak serta merta bisa dimiliki anak langsung di usia dewasa, melainkan harus ditumbuhkan sejak usia dini.
Nayura (Lula) yang berusia 3,5 tahun sengaja aku stimulasi untuk menumbuhkan rasa tanggung jawabnya dari hal-hal kecil. Lula yang memang masih suka ngedot, aku biasakan untuk bertanggung jawab dengan mencuci botolnya sendiri, Tentunya hasil cucian botolnya belum sempurna dan akulah yang menyempurnakannya hingga benar-benar bersih, akan tetapi dari proses "mencuci botol sendiri" Lula, bungsuku, belajar tentang tanggung jawab. Jika dia memakai sesuatu yang bersih, setelah digunakan, dia bersihkan kembali. Demikian halnya saat dia bermain, setelah selesai dengan mainannya, Lula harus membereskan mainan itu kembali ke box.
Menanamkan rasa tanggung jawab kepada anak memang bukan hal yang instan. Kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhsuburkan rasa tanggung jawab dalam dirinya harus terus menerus dilakukan dan distimulasi hingga menjadi kebiasaan. Kebiasaan akan melahirkan karakter. Semoga Allah terus membimbing buah hatiku supaya mereka memiliki rasa tanggug jawab yang kuat, pada dirinya sendiri, pada lingkungannya serta pada Sang Khalik. Aaamiin Allahumma Aamiin ...
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat dan mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.
Salam kenal,
Hessa Kartika