"Bun, Kakak sesek nafas lagi. Asmanya kambuh lagi." Sulungku bernafas dengan tersengal-sengal.
"Yang sabar, Kak. Herbal yang Bunda siapin diminum ya. Terus berprasangka baik pada Allah, yang ikhlas menerima sakitnya, istighfar, lalu mohon Allah sembuhkan sakitnya Kakak." Aku mencoba memberinya semangat.
***
Pucuk dicinta ulam tiba. Saat kondisi Aksan kurang fit itulah, Allah kirimkan salah satu sahabatku, Mba Sumi, seorang terapis kesehatan Islami dan pakar herbal bertandang ke rumah. Dengan tangan ajaibnya, Mba Sumi menerapi Aksan menggunakan metode totok punggung. Sembari kami berdua berdiskusi tentang herbal maupun terapi lanjutan sebagai bentuk ikhtiar kepada Sang Khalik untuk kesembuhan Aksan, sedikit demi sedikit aku mencoba menstimulasi kecerdasan spiritual Aksan. Bahwa sakit itu dari Allah dan yang menyembuhkan hanyalah Allah. Sehingga saat proses terapi, aku dan Mba Sumi meminta Aksan untuk berzikir, memohon kesembuhan pada Allah.
Sepulang Mba Sumi, aku mengajaknya mengobrol dan memberinya banyak pemahaman tentang makna sakit. Kenapa Allah izinkan seseorang itu sakit, dan kenapa setiap orang yang sakit justru harus bersyukur serta lebih gembira.
"Nak, sakit merupakan takdir Allah dan menurut aqidah seorang muslim yang beriman bahwa semua takdir Allah itu baik dan ada hikmahnya, termasuk seseorang yang sedang sakit, seharusnya dia justru bergembira. Kakak juga harusnya lebih bersyukur dan bergembira karena sedang sakit loh." Aku mulai membuka obrolan.
"Loh, kok bisa Bun?"
"Bunda bacain artikel bagus nih ya, Kakak simak deh ...." Aku mulai membaca beberapa materi yang memang sudah aku simpan dalam softfile di laptopku.
"Sakit adalah ujian, cobaan sekaligus takdir Allah. Jadi, orang yang sedang sakit sebaiknya memahami bahwa sakit adalah ujian dan cobaan dari Allah dan perlu benar-benar menanamkan dalam keyakinan kita yang sedalam-dalamya bahwa ujian dan cobaan itu sendiri merupakan tanda kasih sayang Allah. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ، وَإِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ،
فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ
“Sesungguhnya pahala yang besar didapatkan melalui cobaan yang besar pula. Apabila Allah mencintai seseorang, maka Allah akan memberikan cobaan kepadanya, barangsiapa yang ridho (menerimanya) maka Allah akan meridhoinya dan barangsiapa yang murka (menerimanya) maka Allah murka kepadanya.”
(HR. At-Tirmidzi no. 2396, dihasankan oleh Al-Imam Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi)
Dan beliau shallallahu ‘alihi wa sallam juga bersabda,
إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوْبَةَ فِي الدُّنْيَا
وَإِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang hamba, maka Allah menyegerakan siksaan baginya di dunia.”
(HR. At-Tirmidziy no.2396 dari Anas bin Malik, lihat Ash-Shahiihah no.1220)
"Nah, coba kita renungkan hadits tadi, Nak. Apakah kita tidak ingin Allah menghendaki kebaikan kapada kita? Allah segerakan hukuman kita di dunia dan Allah tidak menghukum kita lagi di akhirat yang tentunya hukuman di akhirat lebih dahsyat dan berlipat-lipat ganda. Dan perlu kita sadari bahwa hukuman yang Allah turunkan merupakan akibat dosa kita sendiri, salah satu bentuk hukuman tersebut adalah Allah menurunkannya berupa penyakit. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ
وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَْ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ
قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَْ أُولَـئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ
مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:”Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. "
(Al-Baqarah:155-157)
Ujian juga merupakan takdir Allah yang wajib diterima dengan kesabaran, alhamdulillah jika mampu diterima dengan ridha bahkan penuh rasa syukur. Semua manusia pasti mempunyai ujian masing-masing. Tidak ada manusia yang tidak pernah tidak mendapat ujian dengan mengalami kesusahan dan kesedihan. Setiap ujian pasti Allah timpakan sesuai dengan kadar kemampuan hamba-Nya untuk menanggungnya karena Allah tidak membebankan hamba-Nya di luar kemampuan hamba-Nya.
Jadi, Kakak harus yakin bahwa Kakak bisa bertahan, kuat menghadapi sakit Kakak. Asma ini bisa disembuhkan insyaAllah, jika Allah berkenan dan berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin."
"Yang kedua, sakit manghapuskan dosa-dosa kita. MasyaAllah .... Orang yang sakit harusnya gembira mendengar berita ini, karena kesusahan, kesedihan dan rasa sakit karena penyakit yang ia rasakan akan menghapus dosa-dosanya. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيْبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلاَّ حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ
“Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan hapuskan kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya”
(HR. Al-Bukhari no. 5661 dan Muslim no. 651)
Dan beliau shallallahu ‘alihi wa sallam juga bersabda,
مَا مِنْ شَيْءٍ يُصِيْبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ نَصَبٍ، وَلاَ حَزَنٍ، وَلاَ وَصَبٍ،
حَتَّى الْهَمُّ يُهِمُّهُ؛ إِلاَّ يُكَفِّرُ اللهُ بِهِ عَنْهُ سِيِّئَاتِهِ
“Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau sesuatu hal yang lebih berat dari itu melainkan diangkat derajatnya dan dihapuskan dosanya karenanya.”
(HR. Muslim no. 2572)
"Bergembiralah anak solihnya Bunda, karena bisa jadi dengan sakit Kakak ini Kakak akan bersih dari dosa bahkan tidak mempunyai dosa sama sekali, Kakak jadi tidak punya timbangan dosa, Kakak menjadi suci sebagaimana anak yang baru lahir. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,
مَا يَزَالُ الْبَلاَءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي جَسَدِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ
حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ
“Cobaan akan selalu menimpa seorang mukmin dan mukminah,
baik pada dirinya, pada anaknya maupun pada hartanya,
sehingga ia bertemu dengan Allah tanpa dosa sedikitpun.”
(HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan lainnya, dan dinyatakan hasan shahih oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi, 2/565 no. 2399)
"Sesudah kesulitan pasti datang kemudahan, Nak. Kakak harus percaya juga bahwa Kakak pasti akan sembuh. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراْْْ, إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً ً
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
(Alam Nasyrah: 5-6)
Ini merupakan janji Allah, tidak pernah kita menemui manusia yang selalu merasa kesulitan dan kesedihan, semua pasti ada akhir dan ujungnya. Allah menciptakan segala sesuatu berpasangan, susah-senang, lapar-kenyang, kaya-miskin, sakit-sehat. Salah satu hikmah Allah menciptakan sakit agar kita bisa merasakan nikmatnya sehat. sebagaimana orang yang makan, ia tidak bisa menikmati kenyang yang begitu nikmatnya apabila ia tidak merasakan lapar, jika ia merasa agak kenyang atau kenyang maka selezat apapun makanan tidak bisa ia nikmati. Begitu juga dengan nikmat kesehatan, kita baru bisa merasakan nikmatnya sehat setelah merasa sakit sehingga kita senantiasa bersyukur, merasa senang dan tidak pernah melalaikan lagi nikmat kesehatan serta selalu menggunakan nikmat kesehatan dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Ada dua kenikmatan yang sering terlupakan oleh banyak orang: nikmat sehat dan waktu luang.”
(HR. Bukhari, no: 5933)
"Jadi Nak, Kakak harus lebih banyak bersabar. Karena dengan bersabar, Kakak bisa mendapatkan pahala yang sangat besar dan keridhaan Allah.
Allah Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabar diberikan pahala
bagi mereka tanpa batas.”
(Qs. Az-Zumar:10)
Kakak harus selalu semangat dan berbaik sangka kepada Allah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah azza wa jalla berfirman: Aku sesuai dengan prasangka hamba kepada-Ku, jika ia berprasangka baik, maka aku akan berbuat demikian terhadapnya. Jika ia berprasangka buruk, maka aku akan berbuat demikian terhadapnya.”
(HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
“Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit bersama obatnya, dan menciptakan obat untuk segala penyakit, maka berobatlah, tetapi jangan menggunakan yang haram.”
(HR. Abu Dawud)
"Nah, Kakak sekarang istirahat. Sebelum tidur, baca doa dan terus bezikir pada Allah. Dan paling penting, Kakak harus tetap gembira ya, Nak!"
"Oke, Bun. Kakak paham, insyaAllah Kakak belajar lebih sabar."
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber Referensi :
https://www.republika.co.id
https://muslimafiyah.com
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat dan mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.
Salam kenal,
Hessa Kartika