Monday, May 7, 2018

Hancurkan Keterbatasan



“Dalam hidup kita, cuma satu yang kita punya, yaitu keberanian. Kalau tidak punya itu, lantas apa harga hidup kita ini?” 
― Pramoedya Ananta Toer

"Jangan, Dek! Nanti jatuh ...," suara serak berteriak di belakangku. Terlihat seorang ibu muda nan cantik dan terlihat segar menampilkan wajah wajah cemas saat putri kecilnya menaiki sebuah tangga ketika hendak bermain prosotan.

Lalu duduk di sebelahku. "Kamu kok santai aja? Ga takut Nay jatuh?"

Aku tersenyum tipis seraya menggelengkan kepala. Dia semakin bingung dengan sikap datarku, yang menurutnya aku terlalu cuek terhadap anakku sendiri.

Heeeiii... mana ada emak yang cuek sama anaknya???
Duuuh, aku harus benah-benah diri nih kaya'nya...

Tapi aku berusaha untuk tetap tenang, sambil memusatkan pandangan kepada bocah lucu yang sedang naik di atas prosotan dan memanggilku histeris penuh kegembiraan, "Bundaaaaa..."

Nay, sudah berada di atas prosotan. Sebentar lagi dia akan duduk, kemudian berseluncur hingga dasar prosotan. Senyum bahagianya menghapus segala kecemasanku. Tawanya yang lepaslah yang membuat kekawatiranku sirna. Terlebih sejumlah keyakinan yang sudah aku bungkus, bahwa kecemasan serta kekawatiran yang ada sesungguhnya berasal dari diri sendiri. Dan sesungguhnya, Allah itu sesuai dengan prasangka hambaNYA. Jadi, bukanlah lebih baik aku berprasangka yang baik-baik saja??

Dari tingkah bocah kecilku yang nekad dan melihatnya merayapi tangga dengan semangat, membuatku tersadar akan satu hal. Bahwa memang keterbatasan itu harus dihancurkan oleh diri sendiri. Allah menciptakan manusia sebaik-baiknya makhluk. Kecemasan, kekawatiran dan prasangka negatif lain yang belum jelas perwujudannya di masa depan itu sebenarnya adalah Batasan Pandangan kepada Diri Sendiri dan Sekitarnya.

Kembali bertingkah seperti bocah kecil yang tak pernah takut, cemas ataupun kawatir untuk kembali menjadi sosok yang bahagia, nampaknya adalah bukan hal mudah untuk para orang dewasa. Timbunan masalah kehidupan yang terpikul seiring bertambahnya usia membuat kita, para orang dewasa, lebih sering merasa takut dan kawatir akan hal-hal yang bahkan belum pasti terjadi di masa depan.

Terlalu mencemaskan masa depan. Terlalu mengkawatirkan kegagalan yang bahkan satu langkah pun belum kita mulai untuk sekadar "mencoba". Atau, kita terlalu terkecoh dengan kisah hidup oranglain yang menurut pandangan kita masuk dalam kategori "dramatis". Sehingga kekalutan menjadi warna dalam nuansa meraih impian.

Genks, nampaknya memang kita harus kembali kepada fitrah. Bahwa kebahagiaan itu tidak perlu dicari, namun dia ada di dasar hati kita sendiri.




Hancurkan Keterbatasan, nampaknya adalah salah satu kunci membuka kebahagiaan untuk diri sendiri. Dan untuk itu, keberanian adalah harga yang harus kita beli.

Berani berubah!
Berani pecahkan keterbatasan!
Berani memberi harga untuk hidup kita sendiri!



Diikutkan dalam May's Challenge: "Gratitude Journal Rumbel Literasi Media Ibu Profesional Semarang."

#HessaKartika
#MaysChallenge
#LiterasiMediaIPSemarang
#rumbelliterasimedia
#ibuprofesionalsemarang
#ibumenulis
#berkaryadanberdaya




2 comments:

Terima kasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat dan mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.


Salam kenal,


Hessa Kartika