ALIRAN RASA ALA HESSA KARTIKA
Hessa Kartika
October 29, 2019
0 Comments
Begitulah hesteg yang lagi marak beberapa pekan ini. Ada perubahan sistem organisasi dari Ibu Profesional pusat. Semarang pun bergerak cepat mengikuti ritme perubahan.
Menoleh sejenak satu tahun silam. 2018.
Ya ... seperti baru kemarin aku bergabung dalam leburan komunitas nan bergengsi ini.
Kubilang bergengsi bukan lantaran semua member berkendaraan mersi. Justru karena ribuan orang yang masuk ke dalam komunitas ini adalah wanita-wanita pilihan, pilihan Allah SWT.
Kok bisa???
Yess ... bagaimana tidak? Kalau untuk mulai masuk ke kelas matrikulasi saja, berjubelan, dan yang berhasil duduk di dalam kelas, sudah pasti berhasil mendepak beberapa wanita lain di luar sana yang juga ikut antri sebelumnya.
Masih sebut komunitas ini tidak bergengsi? Pikir ulang sendiri ...
Masuk dan menjadi bagian Ibu Profesional (IP) regional Semarang sejak lulus Matrikulasi adalah sebuah awal yang baru buatku. Menyelesaikan 9 NHW dalam waktu 9 pekan, kemudian berkumpul di sebuah ruang virtual bersama ratusan wanita lain yang mengikuti matrikulasi batch sebelumnya, kusebut mereka adalah senior, karena masuk dan saling mengenal lebih dulu. Bukan hanya saling mengenal secara personil, namun juga saling mengenal dalam konteks komunitas IP itu sendiri.
Tak berselang lama, Mbak Endah, leader IP Semarang sempat mengajakku ngobrol, menawarkan satu kursi di perahu yang berlayar untuk tujuan mulia. Menjadi salah satu pengurus IP Semarang.
Beberapa kursi kosong beliau tawarkan. Berkali-kali benakku bertanya, kenapa ditawarkan ke aku ya? Dan berkali-kali itu pula Mbak Endah meyakinkanku, bahwa diriku punya potensi untuk itu.
Hmmm.... jadi leader nampaknya juga kudu punya kemampuan cenawang, karena mampu membaca isi hatiku ples menerawang kemampuanku, wkwkwkwkwk. Guyon yo Mbak Endah ...
Alhasil rayuan maut sang leader kala itu memincut kalbuku. Bukan sekadar hati, tapi menulang sungsum dalam kalbu (eeeaaa eeeaaaa). Penjelasan tentang jobdesk Manajer Online pun panjang lebar dijabarkan.
Oklik, diriku akan memulai peran baru. Biiznillah ...
Nuansa berbeda pastinya akan menyeruak ruang virtual IP Semarang. Akankah teman-teman siap dengan perubahan? Aku memang sempat khawatir akan hal itu. Style-ku yang rame, tentunya berbeda dengan style Mbak Adis, Manajer Online sebelumnya yang lembut dan kalem. Namun, aku begitu salud dengan beliau, Mbak Adis memberiku support untuk mengambil tongkat estafet tersebut. Sedikit banyak Mbak Adis menyampaikan proker-nya kala itu. Apa saja yang sudah berjalan dan apa saja yang belum sempat terealisasi karena beliau mengundurkan diri. Pengunduran diri yang memang harus beliau lalukan, karena kehamilan serta izin suami tidak lagi didapat untuk menjabat ManOn.
Okeeee, saatnya semua bermula. Diriku dengan style yang rame dan memang sangat berbeda dengan style Mbak Adis mulai mewarnai kancah WAG IP Semarang. Pro dan Kontra mulai bersuara. Itu biasa saja sebenarnya, setiap perubahan, pasti akan menimbulkan reaksi dan respon.
Hmmm ... helaan napas panjang dan tetap berusaha menstabilkan gelombang otak supaya tetap berada di state alpha adalah upayaku kala itu. Sebuah kejadian memang harus terjadi, dan bagaimana pun harus tetap disikapi dengan positif. Itu adalah kehendak Allah. Dan aku yakini, akan tetap ada hikmah baik untuk IP Semarang.
Jujurly, prokerku simpel saja saat menerima pinangan menjadi ManOn. Aku hanya ingin WAG IP Semarang tidak kriik kriiiik. Berisik Namun Berisi. Member yang hanya SR bisa diminimalisir, kembali pada tujuan bergabung di IP. Mau apa sih? Tujuannya ke mana sih? Dan kuajak untuk kembali melirik CoC komunitas yang kala itu memang sedang menjadi pokok bahasan bersama. Membumikan CoC IP.
Qodarullah, beberapa pendapat berbeda, dan sungguh, komunikasi online itu tidak semudah bertatap muka. Tulisan dan kalimat apa saja yang tertulis di ruang virtual itu tanpa ekspresi pengirimnya. Kita lah yang membacanya dengan ekspresi masing-masing, berdasarkan interpretasi masing-masing pula terhadap kalimat yang dibaca tersebut.
Persoalan personal yang ternyata dibawa ke ranah komunitas pun menjadi bumbu sedap. Beberapa member mengundurkan diri secara tertulis, beberapa yang lain memutasikan dirinya ke regional lain, lari dari regional Semarang.
Entahlah ... kala itu suasana memang sedikit memanas. Hingga aku pun sedikit merasa "gagal" memanage ruang virtual yang menjadi ranah kerjaku di IP Semarang.
Tapi, dukungan hampir semua pengurus serta puluhan teman member membuatku tetap kokoh berdiri. Satu stetmen yang sampai sekarang masih jelas dalam ingatan adalah dari Mbak Anis.
"IP Semarang itu butuh orang sepertimu Mbak Hess. Pedes, teges, tapi juga luwes."
Aaaah ...., aku hampir melarikan diri dari pikulan tanggung jawab menjadi ManOn kala itu. Namun, dukungan teman-teman member serta tim pengurus selalu membuatku kembali bangkit. Di mana kalian bisa menemukan persahabatan seindah ini? Fix!! Ini adalah komunitas bergengsi!!
Periode kepengurusan berganti, namaku masih dipertimbangkan untuk tetap stay memangku jabatan ManOn. Namun, di kepengurusan periode berikutnya ini aku gak mau lagi sendirian. Aku meminta tim kepada leader. Dan ... terbentuk lah kami bertiga tim online hore hore.
Mbak Marita Ningtyas dan Mbak Dian Eka, dua seniorku ini memang luarbiasa. Duuuuh, rasanya aku kurang ajar terhadap keduanya. Maka fix, kami menyebut diri dan melebur menjadi sebuah tim! Tidak ada atasan-bawahan dalam tim kami, masing-masing pegang peranan dan kerjasama.
Diskusi renyah mulai dari program kerja hingga drama Korea. Jangan heran kalau kami selalu saja nyambung berbincang apapun. Selain sama-sama pecinta drama Korea, kami bertiga juga memang memiliki bidang minat yang sama, yaitu literasi. Obrolan apapun kontan selalu nyambung dan klik.
Frekuensi yang sama di antara kami bertiga membuat kami ngeblend lebih kentel, cepet dan kuat. Dan dari sini lah wacana untuk membuat WAG IP Semarang hidup bukan hanya sekadar wacana belaka, melainkan benar-benar menjadi realita.
Membangun sistem yang kami sebut GRUJA (Grup Kerja) adalah tantangan baru dalam periode kepengurusan ini. Gruja dibentuk dengan tujuan, semua member bisa ikut andil dalam menghidupkan WAG. Tidak melulu tim online yang sapa sipi atau pun membuat ide kulwap dan sebagainya untuk mengisi kancah per-online-nan, melainkan kami juga ingin semua member ikut berperan aktif. Bukan hanya sebagai "penerima materi", namun juga "pemberi materi".
Menghidupkan dan menumbuh suburkan ghiroh "berbagi dan melayani" dalam IP Semarang dengan kegiatan online di WAG.
Grup Kerja bertugas selama sepekan, berisikan 15 orang. Dengan hari online di IP Semarang yang disepakati adalah senin-rabu-jumat, maka setiap hari online ada 5 orang yang bertugas. Baik sebagai pemateri, moderator, maupun notulen. Setelah Gruja #1 selesai di pekan pertama, maka pekan berikutnya berarti estafet ke Gruja #2, begitu seterusnya.
Alhamdulillah IP Semarang sudah bisa mengatasi para Silent Reader dengan sistem Gruja tersebut. Sosmed IP Semarang juga sudah tidak kebingungan lagi mau upload info apa saja. Karena saat WAG menjadi Berisik yang Berisi, notulensi dari kegiatan online tersebut menjadi dasar kami mengisi akun-akun sosmed IP Semarang. IG, FB bahkan blog IP Semarang pun menjadi lebih berwarna.
Semua ini tentu saja bukan hanya kerja keras tim online, melainkan seluruh member IP Semarang. Dan aku secara pribadi benar-benar terharu. Apresiasi tertinggi aku haturkan untuk seluruh member IP Semarang yang telah sukses menumbuh suburkan ghiroh "berbagi dan melayani". Gak ada kalian, gak rameeeee ....
Air mata bahkan menderas saat sistem Gruja IP Semarang ini menjadi percontohan untuk regional lainnya. MasyaAllah ... barakallah tim online IP Semarang ... Mbak Marita,Mbak Dian Eka ...
Jazzakumullah khoiron katsiro Prosotan Ladiiiieeesss!!!!! Kalian luarbiasaaaa ....
Menjadi ManOn atau pun member biasa, bagiaku sama saja. Toh saat ini, ketika sistem Gruja sudah berjalan dengan apik, bahkan kami bertiga sudah hanya duduk anteng di belakang layar saja. Aku tetap harus bisa mengontrol waktuku sendiri untuk tetap ter-manage dengan baik, mengikuti ritme diskusi di WAG IP Semarang dan untuk keperluan online lainnya.
Menjadi pengurus atau pun tidak, sesungguhnya di IP Semarang sama saja. Apalagi di kancah per-online-an, bagiku semua member IP Semarang adalah pengurus! Mereka semua itu adalah bagian dari tim online!
Sungguh, komunitas ini adalah komunitas bergengsi yang tidak semua orang menjadi bagian di dalamnya. Siapa yang menentukan masuk atau tidaknya dalam komunitasku ini??? Allah!!!
DIA lah yang menentukan, siapa saja yang bisa masuk dan siapa saja yang belum DIA izinkan masuk. Jadi ... nikmat manalagi yang bisa aku dustakan jika kini aku telah menjadi bagian dari komunitas bergengsi ini???
Subhanallah wal hamdulillah ....
#iniSyukurkuManaSyukurmu
#AliranRasaAlaHessaKartika