Friday, August 23, 2019

MEMBACA BUKU ISLAMI, PAHALA BERKALI-KALI




Membaca merupakan salah satu aktivitas kegiatan transfer of knowledge yang sangat penting. Melalui kegiatan membaca seseorang dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan. Beberapa tokoh seperti BJ Habibie, Gus Dur, Gus Mus mengajarkan pentingnya membaca. Greg Barton, seorang penulis buku berjudul Gusdur: The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid dalam beberapa bagian bukunya menuliskan tentang kegandrungan Gus Dur membaca buku. Melalui catatan Barton kita dapat belajar betapa gemar dan cintanya Gus Dur terhadap buku. 

Aktivitas membaca buku untuk menambah wawasan dengan ilmu yang bermanfaat tentu merupakan aktivitas bernilai ibadah, terutama membaca susuatu yang mengajak kepada amal saleh dan beribadah kepada Allah SWT.

Sudah sangat jelas termaktub dalam Q.S. Al-Alaq Ayat 1-5 di mana di dalamnya terdapat sebuah penekananakan pentingnya membaca. Iqra’ yang dalam Bahasa Indonesia berarti membaca merupakan syari’at pertama yang diperintahkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Melalui membaca seseorang akan mendapatkan ilmu pengetahuan. Bukan tanpa alasan agama mensyariatkan pemeluknya untuk membaca. Membaca memiliki manfaat yang begitu besar, diantaranya adalah karena dengan mambaca akan menjernihkan pikiran seseorang.

Ayat Al-Qur'an yang pertama turun berisi perintah membaca ,bukan perintah yang lainnya. Karena tanpa kemampuan membaca, seseorang individu tidak akan bisa memahami apa pun yang sedang dan akan dikerjakannya. Oleh sebab itu Islam sejak dini sudah mendeklarasikan perang terhadap buta huruf,yang ditegaskan pula dalam Al-Qur'an bahwa janganlah engkau mengikuti apa-apa yang tidak engakau ketahuinya terlebih dahulu, seperti halnya engkau dilarang mengatakan apa-apa yang engkau tidak memahaminya apalagi mengikutinya.

Jadi sekiranya kebanyak orang Islam malas membaca tentu saja berdosa, karena membaca merupakan intruksi Allah yang pertama sekali sebelum yang lainnya sebagai bukti betapa pentinganya membaca tersebut. Semua orang Islam mengetahuinya, bahwa seseorang yang shalat tidak memahami apa bacaaan dalam shalatnya itu boleh jadi shalatnya kurang kualitasnya.

Dalam konteks ini pula, bagi umat Islam dianjurkan supaya mencari ilmu pengetahuan sejak dari ayunan sampai liang lahat. Ataupun suatu anjuran yang sangat dikenal oleh orang muslim, bahwa sekiranya engkau ingin bahagia di dunia maka carilah ilmu, dan jika engkau ingin sejahtera di akhirat juga dengan mencari ilmu, dan jika ingin bahagia dunia akhirat maka carilah ilmu. 

Kewajiban mencari ilmu pengetahuan bagi umat Islam itu terjadi silang pendapat para ilmuwan muslim, ada yang mengatakan kewajiban mencari ilmu pengetahuan bagi muslim itu wajib bagi setiap muslim (fardhu a'in) dan ada pula yang menyebutkan kewajiban itu cukup dilakukan oleh salah seorang saja (fardhu kifayah). Namun dalam konteks mencari ilmu pengetahuan tersebut tidak ada para ilmuwan muslim yang menyebutkan sebaliknya, yang membuktikan bahwa membaca sangat penting dan strategis bagi kemajuan muslim. 

Sebagai ilutrasi tentang pentingnya bagi umat Islam untuk mencari ilmu pengetahuan itu, Al-Qur'an menegaskan dalam salah satu ayatnya sebagai berikut: Dan janganlah kamu semuanya ikut ke medan tempur untuk maju mempertahankan diri dari invasi musuh, tetapi hendaklah diantara kamu terdapat salah seorang yang mencari ilmu pengetahuan agar ke depan ia bisa memberi pembelajaran bagi masyarakatnya. 

Selanjutnya Rasulullah SAW dalam berbagai peperangan untuk mempertahankan diri dari invasi musuh, senantiasa beliau bebaskan tawanan perang dengan imbalan tawanan tersebut bisa membaca dan mengajarkan ilmu pengetahuannya kepada seluruh perajurit perajurit muslim, sehingga mereka yang sebelumnya tidak bisa membaca menjadi seorang perajurit yang pintar membaca sebagai modal utama untuk mencari ilmu pengetahuan. Dalam konteks ini sekiranya sekarang umat Islam dianggap identik dengan kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan, maka sesungguhnya hal itu karena kesalahan mereka sendiri yang malas belajar dan mencari ilmu pengetahuan.

Islam sejak dini sudah mengintruksikansupaya selalu membaca serta mencari ilmu-ilmu pengetahuan meskipun dalam kondisonal darurat perang sekalipun. 

Bagaimana bisa memiliki anak yang shaleh yang selalu mendoakan kepada orang tuanya,sekiranya tidak bisa membaca? Juga bagaimana bisa menjadi orang yang berguna bagi masyarakat jika tidak berilmu pengetahuan? Karena sebaik-baik manusia menurut Al-Qur'an adalah yang paling berguna bagi manusia lainnya.

Rasulullah menghendaki umatnya itu kuat dalam berbagai aspek sosialnya, aspek politik, ekonomi, sosial budaya supaya tidak tergilas oleh pihak-pihak lain yang tidak menghendaki kebebasan yang terukur sesuai ukuran ridha Allah. Jika tidak berilmu pengetahuan, maka apa yang disinyalir oleh Nabi Muhammad SAW 15 abad lalu, bahwa umat Islam itu laksana buih di ombang-ambing oleh ombak laut yang bergelora, ataupun seperti hidangan makanan di depan orang-orang lapar dan rakus. Sekarang kelihatannya hal yang disinyalir Rasul sudah terjadi, meskipun umat Islam sekarang banyak namun tidak berdaya karena tidak menguasai ilmu pengetahuan.

***

Pilihan Shahia, buku berjudul Sholat ini membuatku berkali-kali bersyukur. Dia bukan hanya mendapatkan pahala membaca, akan tetapi dia juga insyaAllah mendapatkan pahala memahami bacaan sholat. Harapan dan doaku, semoga Shahia terus istiqomah mendirikan sholat.




#SalamLiterasi

No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat dan mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.


Salam kenal,


Hessa Kartika